Minggu, 24 Januari 2010

BERPUASA MENGHILANGKAN DETOKSIFIKASI “RACUN TUBUH”

Detoksifikasi adalah usaha membersihkan racun – racun yang menggendap dalam tubuh . Tapi hari detok berjalan secara natural lewat buang air kecil, buang air besar atau melalui keringat yang keluar dari dalam tubuh. Kalau kita puasa, artinya mengistirahatkan organ - organ tubuh dari pekerjaan yang lebih ringan. Berpuasa dengan benar , membuat proses pembuangan racun dalam tubuhpun jadi sempurna. Itulah makanya berpuasa sama Detoksifikasi erat hubungannya.

Cuma banyak yang salah mengartikan soal hubungan antara berpuasa dengan Detoksifikasi. Puasa bukan berarti libur makan atau memilih makanan yang tepat terus detoksifikasi akan lancer, justru dengan mengistirahatkan tubuh dari beban – beban berat diluar bulan puasapun, merupakan usaha yang sangat bagus banget.

Menurut Dr.Kasim Rasjidi, manfaat yang dihasilkan dari berpuasa ngga Cuma detoksifikasi tubuh dari segala racun,tetapi juga sanggup mengurangi berat badan,memurnikan kerja otak, terlihat lebih muda dan bisa melatih kesabaran eseorang.

Bagai mana cara menjalani ituh dengan baik? Langkahnya bisa dimulai dengan berbuka puasa dengan makan kurma atau buah. Dua makanan ini mengandung jenis gula yang sederhana, mudah diserap dan mengandung elektrolit- mineral lain. Selanjutnya, hilangkan detoks dengan meminum air putih.

Selesai buka disambung dengan shalat… dengan beribadah niat makan bisa direm. Pola makan berat dibulan puasa harus juga ikut berubah. Kondisi ini bisa membuat system pencernaan jadi berkurang bebannya. Bersendawa pas ibadah, bisa jadi indikasi pola makan yang kebanyakan, soalnya kalo ngga kebanyakan makan, sendawa juga nggak bakalan berlebihan.

Waktu sahur, harusnya porsi makan juga lebih sedikit biar gerak tubuh waktu ibadahpun lebih ringan. Makan lebih sedikit dan mengurangi makanan selama puasa, akan direspon tubuh lebih positif. Dengan begitu racun yang dibuang lebih sedikit sehingga ginjal , liver, dan system pencernaan nggak mendapat beban kerja yang berat. Begitu juga dengan aktifitas jantung, terasa santai, karena ibadah uda bikin tenang.
Kata ahli nih “berpuasa dengan benar membuat denyut jantung jadi bagus. Proses pelepasan insulin berjalan baik dan gula darah lebih terkontrol. Peruses inilah yang harusnya terjadi dalam detoksifikasi. (@de/ sumber:majalh gaul.E35 )

Read More ..

Selasa, 19 Januari 2010

5 cara mudah untuk berhenti merokok.

Merokok merupakan satu tabiat yang bukan hanya tidak sihat, malah merbahaya dan boleh mendatangkan pelbagai jenis penyakit yang kritikal. Terdapat banyak tips untuk berhenti merokok tetapi majoritinya terdiri dari senarai perkara yang kita harus buat atau sebaliknya yang agak sukar untuk diamalkan. Merokok sebenarnya adalah satu tabiat dan ia mengambil masa untuk diubah. Untuk menghentikan tabiat yang tidak sihat ini, ianya mestilah mempunyai ciri-ciri yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan seharian supaya tidak terasa seperti bebanan yang terlalu berat untuk dilaksanakan.

Berikut adalah tips mudah untuk mereka yang ingin berhenti merokok. Anda boleh cuba semua atau pilih salah satu, tapi ingat ia tentu tidak berjaya tanpa niat yang ikhlas.
1. Selalu Berpuasa.
Amalan berpuasa dari pandangan islam ialah untuk mengawal nafsu dari melakukan maksiat. Apabila berpuasa, kita tidak dapat merokok sekurang-kurangnya 13 jam iaitu dari subuh hingga ke waktu maghrib. Walaupun masih berpelung untuk merokok pada waktu malam, jikakita selalu berpuasa, kita tidak hanya dapat menghentikan tabiat merokok tetapi kita juga dapat beribadah ke jalan Allah. Amalan ini boleh juga diamalkan oleh mereka yang bukan beragama Islam.
2. Berikan hadiah kepada diri sendiri.
Tetapkan satu habuan yang harus diberikan pada diri sendiri sekiranya tidak merokok untuk jangka waktu tertentu. Gunakan duit yang sepatutnya digunakan untuk membeli rokok itu untuk membeli habuan yang positif untuk diri anda sendiri. Ataupun sedekahkan sahaja duit tersebut. Tentu lumayan pahala yang bakal diperolehi nanti.
3. Luangkan masa terluang bersama anak & orang tersayang.
Seperti juga ibu bapa kita, tentu kita tidak mahu anak-anak kita merokok bila mereka dewasa kelak. Untuk mencapai matlamat ini kita haruslah menjadi contoh yang positif kepada mereka. Selalunya ibu bapa secara otomatik tidak akan merokok di hadapan anak mereka, terutama anak kecil. Tabiat meluangkan masa terluang dengan anak-anak ini secara tidak langsung dapat mengurangkan malah menghentikan tabiat merokok disambil mengeratkan hubungan kekeluargaan.
4. Aktif bersukan.
Individu yang aktif bersukan selalunya menitik beratkan kesihatan tubuh badan dan menghindari tabiat yang boleh merosakkan diri mereka. Pilih aktiviti sukan yang sihat dan lakukan dengan berkumpulan untuk menambah keseronokan dan motivasi diri.
5. Sibukkan diri dengan kerja amal dan sukarela.
Kita selalu lupa dan tidak bersyukur betapa bertuahnya kita mempunyai kesihatan yang baik. Kita seharusnya mengambil iktibar dari mereka yang dijadikan tidak sempurna atau berpenyakit yang merbahaya. Sertai program-program sukarela seperti
Read More ..

Rabu, 13 Januari 2010

Jepang ‘Taklukkan’ Bulan Dengan Robot di Tahun 2020

Sebagai negara yang menyanjung tinggi budaya, Jepang juga dikenal sebagai negara yang mengedepankan teknologi robotnya. Nah, Anda masih ingat mungkin beberapa tahun lalu, tahun 2006, dimana negara tirai bambu tersebut pernah mengatakan untuk menempatkan robot-robotnya di bulan.

Sepertinya hal itu masih menjadi keinginan besar untuk diwujudkan. Suatu badan bernama Strategic Headquarters for Space Development di Jepang, mengatakan bahwa mereka berharap akan dapat membuat robot berbentuk manusia (memiliki dua kaki) melintasi permukaan satelit di tahun 2020. Tentunya ini diharapkan dapat membantu kinerja para astronot nantinya.
Read More ..

What is Love?


A later stage in our spiritual maturation process is the development of spiritual universal love where wisdom or spiritual discrimination is now added to our love. We now perceive all forms as various manifestations of one unchanging, ever blissful, divine consciousness.
In this state we experience pure love in which we cannot distinguish between the other and ourselves. Christ referred to this state saying, “I am in you and you are in me.”

Although, as in the previous stage, we continue to help and serve wherever we can, we are not so affected by the pain and suffering we encounter. We realize that the real spiritual consciousness expressing itself through that form has chosen to pass through that experience because it is exactly the next stimulus, which he or she needs for his or her spiritual growth process. We are now aware that we are all passing through the precise experiences, pleasant and unpleasant, which we need in order to wake up from our dream of this illusory material reality.
Although we are not affected by the suffering we see, we are even more wholly dedicated toward eliminating it. Thus, we love and accept all beings as they are while we direct our energies toward facilitating this process of our mutual spiritual unfoldment. Each of us moves forward in his or her own unique way.
Previously we may have tried to solve people’s problems for them. Now we realize that the most effective way we can others is to love and accept them as they are and empower them to find their own inner wisdom and strength in order to overcome their problems.
We now realize that the main solution for the world’s economic, political and social problems is education.
We experience such “wise love” or “loving wisdom” from the highest spiritual teachers. It is sometimes difficult to understand their love and caring, which at times to the beginner, may seem like indifference, especially when we pass through tests and expect sympathy and emotional reactions.
It is difficult for some to realize that it is sometimes more loving to allow someone to suffer a little more so he or she can find the solution him or herself and grow stronger and freer from ignorance. Only a realized being can know, however, when “not to help” externally because this would be the most loving act for a specific person.
Many parents would do well to learn this form of wise love. They might help their children far more if they refrain from solving their problems every time they are in trouble.
No one should, however, misconceive that this text is suggesting that we should not help those who are in need. We must help, but we must also ask ourselves what the most appropriate help would be in each situation.
The greatest and most precious help we can offer to those we love, is to help them get in touch with their inner power and wisdom. This, at times, means helping, and at others, means letting them struggle by themselves while we mentally pray for them and visualize them in light.
For an awakened spiritual being to see someone cry about some unhappy event in his or her life or fear some future possibility, might be like our watching a small child cry about a toy that has broken or express fear of the “boogie man.” We sympathize with and understand the child’s feelings. We love it and we want to help it, but we cannot really be worried.
Those who experience this level of love sometimes do not exhibit the emotional display which others may be used to interpreting as indications of love. As we grow spiritually, we begin to understand, however, that real love is a love for the soul within the other, which is seeking to free itself from ignorance and the illusion of weakness and fear.
These spiritually awakened beings offer help on other levels through their positive thought forms, prayers or sometimes, direct contact on the astral level, usually in dreams.
In this way, help is given without undermining the others’ self-confidence.
Loving the Wave or the Ocean
Part 6 of a 6 part series on the “The Stages of Love”
Robert Elias Najemy
When we limit our love to a specific person (we do not mean sexually, but rather emotionally, mentally and spiritually), it is difficult to experience love in its highest expression. We love this person and not others. We tend to focus on a specific person, “loving” them often because they offer us security, pleasure or affirmation; or because we consider them to be “ours.”
Pure love is universal. It can express itself toward any particular being, but it cannot limit itself to that being or group of beings. If it does, then it is love mixed with conditions. Each individual is one of the countless waves on an ocean of consciousness. The ocean is the One Universal Consciousness, which is temporarily taking the form of those specific waves and then disappearing into the formlessness of the ocean again before reappearing as billions of others. All waves are expressions of the one ocean.
When we single out one specific wave from the ocean of beings and limit our love to that, we are, in essence, loving an illusion. That being which we love is just a temporary manifestation of the one Universal Being, which manifests as all the other beings simultaneously.
That form on which we focus is a temporary physical, emotional, mental manifestation that will dissolve back into the ocean. When we love the water in that wave, that is, its spiritual essence, the spirit within, we begin to love all waves. The same water is in all the waves. The same spiritual essence is in all beings.
Then we love the spiritual essence in others and not only their form or the specific benefits that we receive from them. We love the spirit within.
Our love now becomes both unconditional and universal. It is unconditional because it does not depend on what others do or do not do, and universal because we start to love more and more people independent of their appearance, character and other superficial factors. We love the spirit within them. We as spirit are one with the spirit, which is within them.
So we can love the wave or we can love the ocean and thus all the waves. This is our choice.
Love is like the gold ore that is brought up from the earth; it is mixed with other metals (emotions, needs). Our job is to purify that gold through our efforts to love unconditionally in all of our relationships, no matter what the other does or does not do.
Only then will we truly be happy.
Only then will experience our true Self.

Read More ..

Selasa, 05 Januari 2010

10 CARA MENGETIK DENGAN 10 JARI

Bagi sebagian besar orang, mengetik 10 jari gak begitu penting untuk dipelajari. 11 jari juga udah cukup (telunjuk aja…..hehhehheh). Sangat penting untuk bisa menguasai mengetik 10 jari, karena kecepatan mengetik akan meningkatkan kecepatan membuat program, atau kegiatan ketik mengetik yang lain. Jika kita lambat mengetik pasti kita yang paling lelet menerima ilmu, karena disini semua berpacu, betul tidak….
Mengetik dengan kecepatan tinggi bukanlah hal aneh atau luar biasa, karena saya telah mengetik seperti itu sedari smk dulu. Walau pun jurusan saya bukan akuntasi (saya elektronika). Dulu saya belajar dari melihat orang yang dapat mengetik tanpa melihat keyboard tapi dengan kecepatan tinggi, bahkan dia bisa mengetikkan apapun yang kita ucapkan tidak lama setelah kita mengucapkannya. Keren..


Tapi sekarang sudah banyak program yang dapat digunakan sebagai media latihan. misalnya typing tutor ataupun typing shark deluxe. Silahkan cari sama om google ya…. Nah untuk memulai pelatihan ini kita mesti tau kunci dasarnya dulu, coba jari telunjuk kiri sentuh huruf “F”, kita akan merasakan garis diatasnya. Nah huruf “D” untuk jari manis, “S” untuk jari tengah dan “A” untuk jari kelingking. Jempol? yang itu untuk membuat spasi. sekarang silahkan coba mengetik secara berulang-ulang tapi tidak boleh melakukan kesalahan. ketikkan “ASDF ASDF dst”. Jika telah berhasil tanpa kesalahan dan telah mencapai kecepatan yang diharapkan, coba kombinasikan ke 4 huruf tersebut.
Tahap 2 tangan kanan. kita tekan huruf “J” dengan jari telunjuk, akan terasa garis kesatnya. nah, “K” untuk jari tengah, “L” untuk jari manis, dan “;” untk jari kelingking. sama seperti tadi diulangi terus ke empat huruf tersebut, jangan lupa jempol untuk spasi. lanjutkan dengan mengkombinasikan dengan 4 huruf sebelumnya.
Huruf “G” digunakan telunjuk kiri dan huruf “H” untuk telunjuk kanan. Jadi teruslah berlatih. Agar latihan lebih seru, gunakan game di Typing tutor dan Typing Shark Deluxe.
Setelah ini kita akan lanjutkan dengan penyelesaian pelajaran. selamat berlatih
Dari pelajaran pertama, kita telah tahu bahwa bagian tengah papan keyboard (ASDFGHJKL;) sebagai tingkat dasar pemahaman mengetik 10 jari. Biasakan melatih tangan untuk mengetik (jangan lupa pula untuk relaksasi jari-jarinya, biar gak bengkok.hehehheh) sehingga pelajaran dasar tersebut dapat dikuasai, tujuannya untuk memudahkan pembelajaran di tingkat lanjutan ini.
Tingkat lanjutan ini, kita langsung menguasai hampir semua huruf di papan ketik. Kita akan bagi dalam 2 bagian, yaitu tangan kiri dan tangan kanan.

Tangan kiri
Jari kelingking, kita akan mainkan seperti ini, A-Q-A-Z-A
Jari manis, kita akan mainkan seperti ini, S-W-S-X-S
Jari Tengah, kita akan mainkan seperti ini, D-E-D-C-D
Jari Telunjuk, kita akan mainkan seperti ini, F-R-F-V-F
kemudian masih dengan jari telunjuk, G-T-G-B-G
setiap habis 1 jari tekan tombol spasi dengan jari jempol kanan
nah, ulangi terus permainan ini sampai mampu mengetikkannya tanpa melihat papan ketik.
(ingat, salah itu artinya semakin dengan keberhasilan, jadi JANGAN TAKUT SALAH).
Tangan kanan
Tangan kanan kita akan mainkan seperti ini :
Jari Telunjuk, H-Y-H-N-H
Jari Telunjuk, J-U-J-M-J
Jari Tengah, K-I-K-,-K
Jari Manis, L-O-L-.-L
Jari Kelingking, ;-P-;-/-;
Ulangi terus permainan ini sampai bisa mengetikkannya tanpa melihat papan ketik.
NB: tanda “-” tidak perlu diketikkan ya….
Silahkan mempelajari dengan menggunakan Typing Shark Deluxe untuk membuat belajar makin menantang. Atau menggunakan Typing tutor.


Read More ..